10 Juli 2012

Rudy Hartono Kurniawan Sang Wonder Boy


Like father like son, itulah yang dialami oleh Rudy Hartono Kurniawan kecil. Ayahnya yang seorang pelatih bulu tangkis dan salah satu pendiri Asosiasi Bulu Tangkis Oke dan klub PB Surya Naga di kotanya, maka tak heran Rudy kecil mengikuti jejak ayahnya tersebut. Sebenarnya Rudy kecil juga berbakat dibidang olahraga lain yaitu bulutangkis, renang dan bola namun oleh ayahnya diarahkan ke olahraga Bulutangkis meskipun pada awalnya Rudy kecil lebih memilih Renang dan Sepakbola menjadi olahraganya.

Rudy semasa kecil sudah menunjukkan bakatnya bermain Bulutangkis saat berumur 9 Tahun,, tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.

Mulai saat itulah Rudy kecil di latih oleh ayahnya melalui Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan proses latihan yang disiplin. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Ditambah lagi dengan latihan lari panjang dan jarak pendek sebagai latihan penunjang.

Pindah Ke Klub Rajawali lalu ke Pusat Pelatihan Thomas Cup

Pada awalnya Rudy remaja sudah merasa cukup nyaman berlatih di tempat latihan ayahnya, namun dia kemudian pindah ke klub bulutangkis yang sudah melahirkan bibit pebulutangkis dunia yakni Klub Rajawali untuk mengembangkan kemampuan bulutangkisnya lagi.

Berselang beberapa lama kemudian, dia pindah lagi ke Pusat Pelatihan Thomas Cup. Hal ini dilakukannya pada tahun 1965 agar bakatnya lebih terasah lagi dan bisa mendapatkan kesempatan lebih untuk bertanding di level internasional. Dari sinilah bakatnya membuahkan prestasi yaitu ikut andil dalam perebutan gelar kemenangan Thomas Cup tahun 1967 lalu disusul Juara All England pertamanya di usia yang terbilang belia yaitu 18 tahun. Waktu itu di final ia mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan skor 15-12 dan 15-9 dan kemudian terus memenangkan titel Juara All England ini sebanyak 8 kali dan itu merupakan rekor yang belum terpesahkan sampai saat ini (*2012). Karena itu lah ia disebut sebagai Rudy Hartono Sang Wonder Boy.


Tapi sekali lagi pepatah selalu mengatakan "setinggi - tingginya tupai melompat pasti akan jatuh juga". Ya..itu pulalah yang pernah dialami oleh Sang Wonder Boy ini. Di final All England 1973 yang hampir menjadi menjadi rekornya 8 kali juara berturut- turut sirna didepan mata saat dikalahkan oleh Svend Pri asal Denmark. Lalu saat Final Thomas Cup 1982 lagi - lagi iya ditaklukkan oleh Luan Jin asal China dan Piala pun untuk pertama kalinya selama 21 tahun pindah tangan dari Indonesia ke Negeri Bambu tersebut padahal pada saat itu negara China masih sebagai pendatang baru.


Pasca kekalahan terakhir tersebut, Rudy kemudian gantung raket. Dalam karirnya ia juga sempat diangkat menjadi Ketua Bidang Pembinaan PB-PBSI dan juga mendirikan klub Bulutangkis Jaya Raya, yang merupakan asal bibit pemain dunia lainnya yakni : Susy Susanti, Alan Budi Kusuma, serta Chandra Wijaya dan Tony Gunawan.


Biografi

Nama : Rudy Hartono Kurniawan
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Agustus 1949
Agama : Kristen Protestan
Ayah : Zulkarnaen Kurniawan
Menikah : 28 Agustus 1976
Istri : Jane Anwar
Anak : Christopher Hartono Kurniawan dan Christine Hartini Kurniawan
Pegangan Raket : Tangan Kanan
Julukan : Wonder Boy

Saudara Kandung : Freddy Harsono, Diana Veronica, Jeanne Utami, Eliza Laksmi Dewi, Ferry Harianto, Tjosi Hartanto, dan Hauwtje Hariadi.

Pendidikan :
- SMA
- Sarjana Muda, Fakultas Ekonomi Trisakti Jakarta

Prestasi :- Juara tunggal putra All England delapan kali (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, dan 1976):
- 1968: Menang mengalahkan Tan Aik Huang (Malaysia)
- 1969: Menang mengalahkan Darmadi (Indonesia)
- 1970: Menang mengalahkan Svend Pri (Denmark)
- 1971: Menang mengalahkan Muljadi (Indonesia)
- 1972: Menang mengalahkan Svend Pri (Denmark)
- 1973: Menang mengalahkan Christian (Indonesia)
- 1974: Menang mengalahkan Punch Gunalan (Malaysia)
- 1975: Kalah dari Svend Pri (Denmark)
- 1976: Menang mengalahkan Liem Swie King (Indonesia)
- 1978: Kalah dari Liem Swie King (Indonesia)
- Juara bersama Tim Indonesia dalam Thomas Cup (1970, 1973, 1976 dan 1979)
- Juara Dunia, 1980
- Japan Open, 1981
- Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI (1981-1985)

Kegiatan lain :
- Main dalam film Matinya Seorang Bidadari (1971) bersama Poppy Dharsono- Pengusaha/agen peralatan olahraga (1984-sekarang)

Penghargaan:
- Olahragawan terbaik SIWO/PWI (1969 dan 1974)
- IBF Distinguished Service Award 1985
- IBF Herbert Scheele Trophy 1986 – penerima pertama
- Honorary Diploma 1987 dari the International Committee's "Fair Play" Award
-Rudy Hartono bahkan sempat dibuatkan rancangan komik oleh satu fansnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar